Powered By

Free XML Skins for Blogger

Powered by Blogger

AIDS

23.38 Edit This 0 Comments »

A.Pengertian AIDS
AIDS (Acquire Immune Deficiency Syndrom) adalah kumpulan beberapa gejala atau penyakit akibat menurunnya kekebalan tubuh yang didapat dari infeksi HIV.
Penyakit ini dicirikan dengan timbulnya berbagai penyakit infeksi bakteri, jamur, parasit dan virus yang bersifat aportunisir atau keganasan seperti sarkoma dan limfoa primer di otak.

B.Etiologi
HIV merupakan retrovirus penyebab AIDS. Virus ini ditemukan oleh Muntagnier dkk pada tahun 1983, bentuknya seperti bola dan ukurannya 100 NM. Inti virus ini berbetuk batang dan mengandung ARN. Enzim transciptase dan protein. Inti tersebut dilindungi selaput yang tersusun dari lemak dan olikoprotein. Dalam bentuknya yang asli merupakan partikel yang inert. Dapat berkembang dan melukai sampai ia masuk ke sel host.

C.Patogenesis
HIV masuk tubuh manusia terutama melalui darah, semen, secret vagina, serta tranmisi dari ibu ke anak, HIV dapat ditularkan melalui :
1.Hubungan seksual dengan seseorang yang mengidap HIV
2.Transfusi darah yang tercemar HIV
3.Melalui alat suntik/alat suntik lain (akupuntur, tindik, tato) bekas orang yang mengidap penyakit HIV
4.Pemindahan HIV dari ibu hamil yang mengidap HIV kepada janin yang dikandungnya.
D.Manifestasi Klinis
Menurut CDC (Center for Disease Control and Revention) Atlanta AS, biasanya penderita AIDS dimulai dengan demam 100,4 0F atau 38 0C. Demam ini kadang-kadang disertai dengan mengigil, sakit kepala lesu, serta terasa nyeri di tubuh pada awalnya. Biasanya terjadi gangguan pernafasan ringan, setelah 3-7 hari penderita mungkin mengalami batuk kering, tidak berdahak.
Gejala Infeksi HIV tahap awal :
a.Tidak ada gejala, mungkin sampai bertahun-tahun
b.Gejala Infeksi HIV tahap sedang :
a.Flu berulang-ulang
b.Infeksi mulut dan kulit berulang-ulang contohnya sariawan
Gejala Infeksi HIV tahap akhir :
a.Berat badan menurun dengancepat
b.Diare kronik
c.Batuk dan sesak nafas
d.Bintik-bintik / bisul berwarna merah muda (ungu)
e.Pusing-pusing bingung (infeksi otak)

Kondisi yang ditetapkan sebagai AIDS (CDC, 1993 Revisi) :
1.Keganasan
a.Sarkoma Kaposi
b.Limfoma burkit
c.Limfoma immunoblastik
d.Kanker leher rahim invansive
e.Ensekkalopati yang berhubungan dengan infeksi HIV.
2.Infeksi Oportunistik
a.Kandidosis pada bronkus, trakea dan paru-paru
b.Kandidosis pada asefagus
c.Koksidiodomikrosis diseminata/ekstra fulmoner
d.Kriptokokosis ekstra fulmoner
e.Kriptosporidiosis pada usus bersifat kronis (lebih dari 1 bulan)
f.Infeksi Cytomegalovirus (selain herpes, limfa atau kelenjar limfe)
g.Infeksi Cytomegalovirus retinitis (disertai kehilangan virus)
h.Herpes simplek (ulkus kronis lebih dari 1 bulan. Bronchitis, pneumonitis, atau esofaginitis)
i.Histoblamosis (diseminata/ekstra fulmoner)
j.Isoperiosis pada usus bersifat kronis (lebih dari 1 bulan)
k.Mycobacterium avium complex atau M kansasi diseminata atau ektra pulmoner
l.Mycobacterium tuberculosis (pada paru-paru/ekstra pulmuner)
m.Pneumocytis rekurens
n.Pneu koensefalopati mubifokal progresif
o.Salmonella septicemia rekurens
p.Toksoplasmosis pada otak.

Seorang pengidap HIV terlihat biasa saja seperti halnya orang lain karena tidak menunjukkan gejala klinis. Hal ini bisa selama 5-10 tahun.

Walaupun pengidap HIV belum menunjukkan gejala sudah dapat menularkan kepada orang lain siapapun dapat tertular melalui cara tertentu.

E.Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis laboratorium dapat di lakukan 2 cara yaitu :
1.Cara langsung
Yaitu isolasi virus dapat sampel. Umumnya dengan menggunakan mikroskop electron dan deteksi antigen virus. Salah satu cara deteksi antigen virus adalah dengan polymerase chain reaction.
(DCR) penggunaanya untuk :
a.Tes HIV pada bayi karena zat dari ibu masih ada pada bayi sehingga menghambat pemeriksaan.
b.Menetapkan suatu infeksi pada individu sero negative
c.Tes pada kelompok resiko tingi sebelum terjadi serokonveksi
d.Tes konfirmatif untuk HIV – 2 sebab sensititas ELISA untuk HIV – 2 rendah.
2.Cara tidak langsung
Yaitu dengan melihat respon zat antiseptic tes misalnya ELISA, Sensititas tinggi (98,1 – 100%), biasanya memberikan hasil positif 2-3 bulan sesudah infeksi . hasil positif harus di konfirmasikan dengan pemeriksaan Western Blot.
a.Western Blot, sensifitas tinggi 999,6-100%. Namun pemeriksaan ini cukup sulit , mahal dan membutuhkan waktu sekitar 24 jam mutlak diperlukan untuk konfirmasi hasil pemeriksaan ELISA Positif
b.Immuno Furescent Assay (IFA)
c.Radio Immuno Preaecipitation Assay (RIPA)

F.Diagnosis
Diagnosis pada wanita untuk penyakit AIDS ini sering terlambat karena faktor-faktor antara lain : Sulitnya mendatangkan fasilitas, buruknya penggunaan fasilitas kesehatan, sedikitnya kecurigaan tenaga kesehatan, dan juga wanita yang mempunyai resiko tinggi untuk terkena AIDS tidak menyadari infeksi HIV sejak awal.
1.Diagnosis dini infeksi HIV
Diagnosis ini di tegakkan melalui pemeriksaan laboratorium dengan petunjuk gejala klinis atau adanya prilaku berisiko tinggi. Untuk diagnosis yang lazim dipakai adalah ELISA, Western Blot dan PCR.
2.Diagnosis AIDS
AIDS merupakan stadium akhir infeksi HIV. Pasien dinyatakan sebagai AIDS. Bila dalam perkembangan infeksi dan kanker oportunistik yang jiwa penderita.

G.Penatalaksanaan
Penatalaksanaan infeksi /AIDS meliputi penatalaksanaan fisik, psikologis dan sosial.
1.Pengobatan Suportif
a.Nutrisi dan Vitamin yang cukup
b.Bekerja
c.Pandangan hidup positif
d.Hobi
e.Dukungan psikologis
f.Dukungan sosial
2.Pencegahan serta Pengobatan Infeksi Overtunistik dan kanker
3.Pengobatan anti retroviral
a.Asimtomatik ; CD4 > 500 tapi RNA HIV (viral load) tinggi (lebih dari 30.000 kopi/ML)
b.Asimtomatik m ; CD4 > 350 (boleh tunda bila CD4 > 350 dan viral load rendah < 10.000)
c.Infeksi HIV dengan gejala

H.Penatalaksanaan Khusus pada Wanita Hamil
1.Penapisan dilakukan sejak asuhan antenatal dan pengujian di lakukan atas permintaan pasien dimana setelah proses konseling resiko PMS berhubungan dengan HIV yang bersangkutan memandang perlu pemeriksaan tersebut.
2.Konseling spesifik bagi mereka yang tertular HIV terutama yang berkaitan dengan kehamilan dan resiko yang dihadapi.
3.Tata laksana persalinan sesuai dengan pertimbangan kondisi yang dihadapi (pervaginam, preabdominal) dengan memperhatikan prinsip pencegahan infeksi.

I.Pencegahan
1.Pencegahan penularan melalui hubungan seksual
a.Hanya mengadakan hubungan seksual dengan pasangan sendiri (suami/istri sendiri)
b.Kalau salah seorang pasangan anda sudah terkena infeksi HIV, mk dalam melakukan hubungan seksual pergunakanlah kondom secara benar.
c.Pertebal iman dan taqwa agar tidak terjerumus dalam hubungan seksual di luar nikah dengan berganti-ganti pasangan
2.Pencegahan penularan melalui transfusi darah
a.Transfusi darah
1.Pastikan darah yang dipakai untuk transfusi tidak tercemar HIV
2.Kalau anda HIV (+) jangan menjadi donor darah
b.Produk darah dan plasenta
c.Alat suntik dan alat lain yang dapat melukai kulit
3.Pencegahan penularan dari ibu dan anak (perinatal)
Lebih kurang 50% bayi yang lahir dari ibu yang kena HIV (+) akan terinfeksi HIV sebelum, selama dan tidak lama sesudah melahirkan.
Infeksi HIV/AIDS tidak bisa di tularkan lewat :
1.Makan dan minum bersama
2.Memakai peralatan makan dan minum mereka
3.Bersentuhan dan berjabat tangan
4.Berpelukan, berciuman
5.Hidup serumah
6.Menggunakan WC dan toilet bersama
7.Berenang bersama
8.Bergantian pakaian, handuk, sapu tangan
9.Hubungan sosial
10.Gigitan serangga.

DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer, Arif. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesceulapius Jilid 2. 2000.

YBP-Sp. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta. 2002

Buku Panduan Penyuluhan AIDS bagi Petugas Kesehatan

0 komentar: